Jumat, 13 Desember 2019

Saat Dalam Terapi Ablasi Iodium I-131


Tanggal 9 Desember yang ditunggu datang, pengalaman pertama untuk terapi ablasi iodium I-131 untuk menghancurkan sisa jaringan karsinoma papiler tyroid yang ada di dalam tubuh saya.
Dengan semangat 45 saya berangkat dari Tangerang ke RS.MRCCC semanggi,
setelah  menanti  beberapa jam, karena sampainya kecepatan   ;) 
Jam 15.00 baru masuk ke kamar Isolasi dan diberikan obat jam 16.00,  obat yang diberikan dalam bentuk kapsul … dan harus tunggu 2 jam kemudian untuk mengakhiri  puasa makannya wkwkwk…..

Hari pertama … setelah makan obat  cukup aman hanya mata dan kepala terasa agak panas dan sedikit pusing. Makan dan minum secukupnya saja, menjaga jangan sampai mual.

Hari kedua…daerah leher sedikit sakit … tulang punggung terasa pegal –pegal, tapi Radiasi masih tinggi (discan jam 10 pagi). Hari ini makan sekuatnya dan minum sekuatnya…. Biar lebih banyak BAB dan buang air kecil supaya sisa radiasi biasa cepat keluar.

Hari ketiga… Radiasi sudah turun, sudah cukup aman untuk bertemu orang dewasa  tapi dengan jarak aman 1 meter.  Jadi sore harinya menjalani Scanning. Dari pagi nafsu makan drop habis agak mual dan pusing… tapi tetap coba makan meski hanya lauk sayur dan buah saja yang saya makan….  Malam hari badan terasa pegal-pegal semua .

Hari ke empat… jam 05.00 pagi diminta untuk minum eutirax. Jam 08.30 dokter datang  untuk scan kadar radiasi dan dinyatakan aman untuk pulang… yeah… akhirnya bebas dari kamar isolasi ini…


Hari kelima saya sudah dirumah dan saat bangun tidur terasa leher agak bengkak dan suara serak serta lebih kecil…  saya WA dokter specialis nuklir yang menangani saya, dan dijelaskan bahwa memang ada yang seperti saya alami. Beliau jelaskan ternyata setelah keluar dari terapi ablasi ini… itu adalah awal dari serangan iodium I-131 terhadap sisa jaringan kanker tiroid ini (dengan kata lain Iodium I-131 ini tetap bekerja selam a 6 bulan) dan di scan ulang nanti 6 bulan lagi… apakah sisa jaringannnya masih ada atau sudah habis terkikis oleh serangan iodium I-131 selama enam bulan berjalan ini…  oleh karena itu puasa seafood dan tidak boleh menggunakan obat luka atau apapun juga yang mengandung yodium tetap  berlanjut sampai body Scanning enam bulan lagi.....


Rabu, 04 Desember 2019

Jadikanku Alat-Mu

Saya selalu bertahan dengan pernyataan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal di dalam kehidupan kita, dan apapun yang terjadi dihidup kita, bisa terjadi hanya dengan ijin dari Tuhan.
Jadi saat ini, saya harus berjalan bersama sahabat baru saya yang bernama Karsinoma Papiler Tyroid, saya percaya ini atas ijin Tuhan, dan Tuhan yang saya sembah sekaligus Bapa saya yang Kudus pasti mengijinkan ini untuk mendatangkan kebaikan baik bagi saya sendiri, keluarga dan para sahabat disekitar saya.
Teringat akan sebuah lagu  
 “Jadikanku AlatMu”
Kami berkumpul Tuhan dihadapan tahtaMu
Sujud menyembah dalam indahNya hadiratMu
Kami rindu curahan kuasa Roh Kudus
Genapi firmanMu  jadikanku alatMu
Reff:

Biar belas kasihanMu Bapa, penuhi hati kami
Curahkan kuasa Roh Kudus, Api KemuliaanMu
Membakar hati yang rindu, untuk melayaniMu
Sampai seluruh neg'ri ini
Sampai seluruh bumi ini
Dipenuhi Api KemuliaanMu
Dalam proses setelah operasi dan pemulihan, banyak pergumulan  yang terjadi dalam keluarga besar kami, dan ini menjadi pemicu untuk pemulihan didalam diri kami masing-masing, sering kali kita tidak sadar komunikasi antar saudara menjadi suam-suam kuku karena kesibukan masing masing, dan ini mencair pada saat menghadapi pergumulan ini.   Pola hidup, pola makan dalam keluarga besar kami juga berubah, lebih menghargai nilai kesehatan dibandingkan nilai kenikmatan dari menu makanan kita. Dan bonusnya  masuk bulan ketiga ini saya mendengar bahwa saudara yang satu yang tadinya ada keluhan di kulitnya dan sudah berobat selama ini belum sembuh juga, sekarang sembuh karena mengkonsumsi jus pagi dan sore hari yang seperti  saya lakukan… ini contoh kecil dari pemulihan yang Tuhan realisasikan dalam keluarga besar kami, setelah Tuhan pakai hidup saya sebagai alatNya agar kita semua bisa melihat sebagian kecil dari karya Tuhan yang bisa Tuhan pertontonkan bagi kita semua…
Melayani buat Tuhan tidak hanya dalam bentuk pelayanan dalam institusi gereja…. Tetapi  melayani Tuhan bagi saya ada dalam kehidupan sehari-hari saya…    

Senin, 02 Desember 2019

Perjalanan menuju Terapi Ablasi Iodium I-131

Sebulan setelah operasi pengangkatan kelenjar tiroid dr.Badjuadji merujuk saya untuk terapi ablasi iodium 131, saya minta rujukan ke RSCM… ternyata di RSCM terjadwal giliran ablasinya itu bulan juni 2020…. Waduh kok gini ya di RSCM… padahal saya tidak menggunakan fasilitas BPJS loh…. Saya pasien mandiri….  Saya datang membawa surat rujukan dari RS Mayapada untuk konsul ke doker specialis nuklir tapi yang melayani saya hanya bagian administrasi inipun menunggu 3 jam  hanya untuk jawaban jadwalnya juni 2020. Berdasarkan hasil googling waktu tunggu yang lama di RSCM karena fasilitas kamar isolasi yang sangat terbatas.
Jadi saya putuskan untuk mencari RS lain yang bisa melayani terapi ablasi ini… setelah googling dapatlah MRCCC Siloam Semanggi, saya datang kesana ke bagian kedokteran nuklir  bertemu dengan dr. Hapsari Indrawati Sp KN  dan konsultasi dengan beliau dan dijadwalkan ablasi tanggal 9 Desember 2019. 


Menuju tgl 9 Desember 2019 ini ternyata ada prosesi puasa eutirox dan pantangan makanan produk seafood  dan tidak boleh menggunakan obat yang mengandung yodium seperti Betadine selama sebulan.
Hari ke-1 s.d. ke-3  perasaan tidak ada perubahan yang berarti.
Hari ke-4 s.d. ke-20  lebih cepat lelah & malam agak sulit tidur/gelisah. Kalau solusi saya, saya konsumsi jus (Tomat Wortel Nanas) dipagi hari dan sore hari saya konsumsi jus (Tomat Wortel Nanas bayam) ini saya rasa cukup meringankan kondisi tubuh yang agak melemah.  Dan untuk mengatasi sulit tidur saya menggunakan alat terapi DR.Lazer bentuknya seperti jam tangan. 


Hari ke-20  bangun tidur badan rasanya pegal dan ngilu semua… ya atasi dengan pijat refleksi.
Hari selanjutnya pasrah sajalah menanti saatnya dikarantina di unit nuklir MRCCC Siloam ….. wkwkwk…  
Nanti setelah saya melewati terapi ini saya akan ceritakan lagi ya seperti apa terapinya...

Sedikit informasi tambahan : untuk terapi nuklir ini diperkirakan menghabiskan dana + 30 jt dirawat 4 hari di kelas 1, hal  ini saya sampaikan agar sahabat yang didiagnosa seperti saya bisa mempertimbangkan segi biaya yang harus kita siapkan. Karena saya sebelum terapi berusaha cari informasi berapa perkiraan biaya pengobatan ini dan saya tidak menemukan informasinya. Maaf jika ada pihak yang tidak setuju dengan informasi yang saya sampaikan.

Terdiagnosa Karsinoma Papiler Tyroid

Salam Sejahtera bagi kita semua…..  Sudah lama juga saya tidak menulis dalam blog ini.      Pada kesempatan ini saya hendak menceritakan pengalaman pribadi saya yang terdiagnosa  Kanker Papiler Tiroid / Karsinoma Papiler Tyroid.
Berawal dari keinginan meningkatkan fasilitas asuransi kesehatan yang dikeluarkan oleh perusahaan P***** , oleh perusahaan asuransi tersebut saya di rujuk untuk general chekup di RS. Mayapada Tangerang.  Pada saat pemeriksaan awal dokter menyatakan ada benjolan kecil di leher sebelah kanan saya. Jadi saya diminta tes darah untuk T3 dan T4 dan setelah menanti 3 minggu pengajuan kartu hitam dari perusahaan asuransi tersebut dinyatakan ditolak. Karena itu ada tanda tanya dalam hati saya dan istri… wah…. Ada sesuatu yang tidak normal dalam tubuh saya.  Jadi seminggu kemudian saya putuskan untuk pemeriksaan benjolan ini dengan fasilitas BPJS dari pemerintah.  Kami ikuti semua prosedur bertingkat dari tingkat satu sampai tes ulang T3 T4 dan USG dibagian leher serta foto rontgen dada yang di fasilitasi oleh BPJS di RS An-nisa. Terakhir dari Rs An-nisa saya dirujuk ke dokter specialis bedah onkologi di RS.Umum Tangerang.
Antrian yang panjang di RSU. Tangerang untuk dokter bedah onkologi saya jalani dan jika mau operasi dijadwalkan Juni 2010 wow……  mantap kali perkiraan  waktunya…. So saya tidak langsung dijadwalkan operasi, saya bilang dokternya saya kompromikan dulu dengan keluarga…
Tanggal 27 September terasa tidak enak saat menelan makanan, sepertinya tenggorokan ini mengecil.... saya putuskan untuk pemeriksaan ke dokter internist di RS Mayapada dan saya bawa semua hasil labs, USG dan rontgen dari RS An-nisa… dokter internist ini langsung merujuk ke dokter bedah onkologi dr.Badjuadji… dan beliaulah yang akhirnya mengangkat jaringan kelenjar tiroid saya yang ternyata sudah cukup besar sekitar 9 cm kanan dan kiri 6 cm kelenjar ini menekan kearah dalam dan hanya terlihat kecil dipermukaan kulit leher. Operasi ini dilakukan tanggal 29 September 2019 selama 7 jam….Hasil PA-nya yang lebih mengagetkan lagi bahwa saya dinyatakan menderita Karsinoma Papiler Tyroid stadium 2.  
Sedikit informasi tambahan : untuk operasi ini saya menghabiskan dana + 160 jt dirawat 8 hari di kelas 3, hal  ini saya sampaikan agar sahabat yang didiagnosa seperti saya bisa mempertimbangkan segi biaya yang harus kita siapkan. Karena saya sebelum operasi berusaha cari informasi berapa perkiraan biaya pengobatan ini dan saya tidak menemukan informasinya. Maaf jika ada pihak yang tidak setuju dengan informasi yang saya sampaikan.