Minggu, 17 November 2013

Sabtu, 16 November 2013

Kreasi dengan Ulos

Tempat Tissue yang biasa-biasa saja..... wah dimana-mana banyak....
lebih baik kita beri sentuhan etnik yang menarik, contohnya seperti difoto ini


hanya memerlukan bahan potongan kain ulos, hot melt glue, 
dan tentu saja tempat tissue dari plastik


Kreasi dari stik es krim

Hi... kami mau berbagi ide kreatif, untuk berkreasi dengan menggunakan stik es.

Berbagai benda di Lapo Natamaro kita buat hanya dengan menggunakan 
bahan-bahan sederhana seperti stik es, tusuk sate, lem fox (lem kayu)

Nampan tempat Tissue, Sendok/Garpu, tusuk gigi disertai tutup mika agar tidak berdebu

  Tempat kecap - di gantung di dinding

Nomor Meja berbentuk robot menggunakan bahan stik es 

Jumat, 15 November 2013

Paket / Porsi

 Babi Kecap
30.000/porsi

 Babi Panggang
30.000/porsi

 Rica-Rica Babi 
30.000/porsi

Saksang Babi 
30.000/porsi

  
Paket sudah termasuk Sup B2 dan Sayur Singkong Tumbuk

* Sewaktu-waktu harga dapat berubah - konfirmasi melalui kontak kami - Terima Kasih

Pematang Siantar

Kota Pematangsiantar yang kini menjadi daerah asal yang ditakuti di Indonesia ini, ternyata menyimpan banyak cerita. Kota yang telah dibangun jauh hari sebelum Belanda datang ini, dulunya berbentuk kerajaan, yakni Kerajaan Siantar, yang dipimpin oleh dinasti Damanik, dengan Raja Sangnaualuh sebagai pewaris terakhirnya. Berkedudukan di pulau Holing, kerajaan ini terbagi atas beberapa daerah yang kelak akan menjadi daerah hukum. 
1.     Pulau Holing, pusat dari kerajaan Siantar, kelak berubah menjadi Kampung Pematang.
2.     Siantar Bayu yang kemudian berubah menjadi Kampung Pusat Kota. 
3.     Suhi Kahean dibagi menjadi beberapa daerah hukum, yaitu Kampung Sipinggol-pinggol,                 Kampung Melayu, Martoba, Sukadame dan Bane. 
4.     Suhi Bah Bosar juga menjadi daerah hukum yang terbilang luas, yaitu Kampung Kristen, Karo,       Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.
Hingga saat ini, yang menjadi persoalan adalah masalah penetapan hari lahir Siantar. Pemerintah kota Pematangsiantar telah sepakat menjadikan tahun lahir Raja Sangnawaluh sebagai hari jadi Siantar, namun bila dikritisi lagi, Siantar telah ada jauh hari sebelum Raja terakhir Siantar tersebut lahir. Bahkan, Siantar telah tergabung di Kerajaan Maropat yang berdiri pada abad 13 Masehi, dan Raja Sangnawaluh adalah Raja Ketujuh Siantar yang kemudian menandatangani Perjanjian Pendek dengan Belanda yang berbuntut pada penguasaan Belanda atas Siantar. Hingga kini, Hari Jadi Siantar diperingati setiap 24 April, terhitung sejak tahun 1871.
Pematangsiantar telah berulangkali berganti bentuk, dalam artian, beberapa kali mengalami penggantian form. Pada tahun 1907, sejak controleur Belanda dipindahkan ke Siantar dari Perdagangan, Siantar ramai dikunjungi oleh pendatang baru, termasuk orang Cina, yang mendiami Kampung Melayu dan Timbang Galung. Warga Siantar harus berbangga hati, sebab ternyata, sejak 1917, kerajaan ini telah diberikan hak otonom dan mempunyai Dewan, dan berubah menjadi Geemente. Namun kedatangan Jepang ke Siantar, kemudian menghapuskan system Dewan dan mengganti menjadi Siantar Estate. Pasca kemerdekaan, Siantar berubah menjadi Kota Kabupaten Simalungun yang dipimpin rangkap oleh bupati Simalungun.Dibangun secara klasik, Siantar, dilihat secara rumus secara geografis, menurut walikota Hulman Sitorus, terbilang sulit untuk membangun industri. Namun, hal ini tidak membatasi kota tua ini untuk berkembang dan maju. Kota terbesar kedua setelah Medan di Sumatera Utara ini, memiliki letak strategis, yaitu menjadi transit wisata –untuk mencapai Danau Toba, maka dari Medan harus melalui kota ini.Ditinjau dari kenyamanan, kota ini terbilang cukup aman, nyaman dan tertib, melihat masyarakat yang berasal dari berbagai lapisan social dan agama, namun hidup berdampingan dalam damai. Agaknya kerukunan ini sudah diwarisi sejak kota ini masih berbentuk kerajaan, mengingat bahwa Raja Sangnawaluh adalah sosok yang menghargai pluralisme, dan beliau tersebut adalah seorang Muslim pula.
Kota yang dibangun secara klasik ini, kini telah menjelma menjadi kota yang memiliki banyak kemajuan, yang dipengaruhi oleh populasi yang terdapat di dalamnya yang kian bertambah. Kini, kota Pematangsiantar sedang mempersiapkan seabrek perbaikan di berbagai struktur, demi kemajuan kota.

Kota Tangerang

1. ASAL – USUL NAMA TANGERANG

Nama Tangerang yang dalam berbagai sumber sering disebut Tangeran muncul dan selalu di sebut sudah sejak lama, baik dalam catatan arsip kolonial, sumber kronik, legenda ataupun babad. Hal ini dapat terjadi karena letak Tangerang yang sangat strategis, yaitu di ujung timur Kerajaan Banten, di tepi sungai Cisadane yang berbatasan dengan Batavia bagian barat yang menjadi pusat kekuasaan VOC.
Tahun 1619 VOC Belanda berhasil merebut Jakarta, mendengar hal ini Sultan Agung dari Mataram, mengirimkan ekpedisi yang sangat terkenal tahun 1628 di bawah tumenggung Bahorekso dan Suro Agul – Agul dalam peperangan ini tampak nyata kota Tangerang mempunyai andil dalam mengusir penjajah. Dengan licik Belanda mengadu domba Sultan Agung Tirtayasa dengan anaknya sendiri yaitu Sultan Haji, karena Belanda di bantu Sultan Haji maka Belanda berhasil mendapatkan tambahan wilayah Tangerang melalui perjanjian pada tanggal 17 April 1684, hal ini adalah sebagai balas jasa Sultan Haji kepada Belanda.
Karena letaknya strategis, maka banyak orang berdatangan ke kota Tangerang sebagian penduduk adalah orang Cina yang menjadi tuan tanah, karena membeli tanah dari Belanda. Pada masa Tangerang di bawah tuan tanah inilah muncul berbagai pemberontakan seperti pemberontakkan Kaiin Bapa Kayah yang sangat terkenal itu.
Dari hasil pengumpulan berbagai sumber diharapkan dapat meluruskan kembali pengertian yang salah mengenai istilah Tangerang yang identik dengan kota benteng. Baik VOC maupun sultan Agung Tirtayasa membangun benteng di berbagai perbatasan dan sepanjang muara sungai Cisadane kemungkinan munculnya istilah kota Benteng dari banyaknya benteng kompeni yang didirikan di Tangerang ini. Karena benteng kompeni tersebut sangat kokoh dan permanen.
Dilain pihak masyarakat pribumi menyangkal bahwa nama Tangerang sama dengan kota benteng, bagi mereka Tangerang berawal dari “tengger” atau tanda yang dibuat Pangeran Sugri dari Banten sebagai batas wilayah antara kompeni dengan Banten.
Versi lain menyebutkan bahwa nama Tangerang menurut sumber tidak tertulis berasal dari kata "Tangerang" yang dalam bahasa sunda berarti "tanda". Tanda ini berupa tugu yang didirikan sebagai batas antara batas wilayah VOC dengan Banten. Tugu tersebut terletak di bagian barat sungai Cisadane (kampong Grendeng atau tepatnya ujung jalan Otto Iskandardinata dan didirikan oleh pangerang Sugri, putra Sultan Ageng Tirtayasa sebagaimana diceritakan diatas ).

2. PENETAPAN HARI JADI KABUPATEN TANGERANG
Penetapan hari jadi pemerintahan kabupaten daerah tingkat II Tangerang di awali dengan terbentuknya panitia penelitian hari jadi kabupaten daerah tingkat II Tangerang pada tahun 1984. panitia tersebut berjumlah 16 orang. Hasil panitia tersebut menyimpulkan :
" Hari jadi kabupaten Tangerang terbentuk pada masa kependudukan Jepang. Hal ini berdasarkan penelitian terhadap peraturan perundang – undangan di masa kependudukan Jepang yang dikeluarkan Gunseikan yang di keluarkan GUNSEIKAN yang diberi nama OSAMUSEIRAI dan disebarkan oleh KAN PO”.
Dengan diketemukannya KAN PO nomor 34/ 2604 yang menetapkan pemindahan kedudukan pemerintahan Jakarta Ken Yakusho berada di Tangerang dengan seluruh stafnya pada tanggal 27 Desember 1934 yang dipimpin oleh Kentyo M. Atih Soeradi.
Berdasarkan hasil studi kearsipan, wawancara dan lain – lain, maka ditetapkan hari jadi Kabupaten Tangerang sebagaimana tanggal, bulan dan tahun pergantian Djakarta Ken Yakusho menjadi Tangerang Ken yaitu pada tanggal 27 Desember 1943 atau pada tanggal 27 boelan Desember tahoen syoowa 18 ( 2603 ).

3. OBJEK WISATA DAN TEMPAT BERSEJARAH DI KABUPATEN TANGERANG
Pantai Tanjung pasir di Kecamatan Teluk Naga
Pantai Tanjung kait di Kecamatan Mauk
Pantai dadap di Kecamatan Teluk Naga
Situ kelapa dua di Kecamatan Curug
Situ rawa pondoh di Kecamatan Pasa Kemis
Vihara Tjoe Soe Kong di Kecamatan Mauk
Telaga gading serpong di Kecamatan Legok
Penziarahan Solear di kecamatan Solear
Pulau Cangkir di Kecamatan Kronjo
Bumi perkemahan kitri bakti di Kecamatan Curug
Lapangan Udara Budiarto ( sekolah tinggi penerbangan ) di Kecamatan Curug
Kerajinan bambu Ciakar hasil anyaman bambu seperti topi, kipas, hiasan, souvenir, dll. Terletak di Kecamatan Curug dan Cikupa.
Pertunjukkan seni perpaduan antara budaya Betawi, Cina dan Periangan seperti tari Cokek, topeng Betawi, dan seni Tanjidor.

4. MAKANAN KHAS KABUPATEN TANGERANG

Beberapa makanan khas Tangerang diantaranya adalah laksa Tangerang, kue cucur, kue cincin, kue doko, ketimus, tape uli, sangkulon, dodol Tangerang, gipang, rengginang, kue satu, leupeut, dodol cina atau dodol keranjang, gengsot, gatet dan tuak.

TENTANG KAMI

Pada November 2012  berdiri LAPO NATAMARO, Kami menyediakan berbagai  makanan khas Batak atau Sumatra Utara seperti Pangang B2,  Sangsang B2, Ikan Mas Arsik, Sayur Daun Singkong Tumbuk yang kami padukan dengan masakan khas Tangerang seperti Rica-Rica B2, Babi Kecap, Bakso Lohwa. 
Hal yang menjadi ciri khas dari LAPO NATAMARO adalah rasa gurih dan lezat ,bukan hanya itu saja, LAPO NATAMARO merupakan perpaduan dari 2 budaya karena kami berasal dari 2 etnis yaitu Etnis Batak (P.Siantar) dan Etnis Tionghoa (Tangerang).
Kami membuka LAPO NATAMARO ini dengan penuh usaha , doa serta keberanian untuk memulai usaha lapo kami , yang awal nya hanya sedikit modal yang kami punya , tapi dengan ketekunan kepercayaan keberanian untuk memulai usaha ini serta dengan doa. LAPO NATAMARO yang dimiliki oleh Frankie Rustandi & Norma br Sihombing.

Lokasi kami di :
Perumahan Taman Cibodas
Jl. Taman Cibodas Raya Block A3/21 Kodya Tangerang
Telp. 081310900997 - 08979517807 

Ruang Makan yang sederhana namun bersih dan nyaman 


Dapur yang bersih, terang, dengan sirkulasi udara 

Kami mengucapkan terimaksih banyak atas kunjungannya